KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Ilmu
Pendidikan ”Perkembangan Fisik Peserta Didik” ini. Semoga makalah
yang kami susun dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membimbing kami,
memberikan semangat dan motivasi.
Kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah Ilmu Pendidikan ”Perkembangan
Fisik Peserta Didik” ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi perbaikan dan kesempurnaan tugas makalah ”Perkembangan Fisik
Peserta Didik” ini. Apabila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf. Terima kasih.
Yogyakarta, 1 November
2014
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pendidikan. Sosok peserta didik umumnya merupakan
sosok anak yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang
ke arah kedewasaan. Ia adalah sosok yang selalu mengalami perkembangan sejak
lahir sampai meninggal dengan perubahan-perubahan yang terjadi secara wajar
(Sutari Imam Barnadib, 1995). Peserta didik merupakan sosok anak yang
membutuhkan bantuan orang lain dalam hal ini yaitu seorang pendidik.
Seorang pendidik yang membantu mengembangkan potensi
peserta didik dituntut untuk memahami
perilaku dan perubahan-perubahan pada peserta didik serta harus dapat memahami pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Salah satu aspek
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yaitu perkembangan fisik peserta
didik.
Perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh, seperti pertumbuhan otak, sistem saraf,
organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat badan, hormon, dan
lain-lain), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu untuk menggunakan
tubuhnya, seperti perkembangan
keterampilan motorik dan perkembangan seksual, serta perubahan dalam kemampuan
fisik, seperti penurunan fungsi
jantung, pengelihatan dan sebagainya (Siefert dan Hoffnung,
1994).
Perkembangan fisik peserta didik akan menentukan ketrampilan peserta didik bergerak. Perkembangan fisik peserta didik juga akan mempengaruhi
pandangan peserta didik terhadap dirinya sendiri dan
orang lain, yang berdampak dalam melakukan penyesuaian dengan
dirinya dan orang lain. Perkembangan fisik peserta didik secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi perilakunya
sehari-hari.
2. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
penyusun merumuskan
beberapa masalah sebagai berikut:
a) Apa yang dimaksud dengan
perkembangan fisik?
b) Apa saja karakteristik
perkembangan fisik pada anak, remaja dan dewasa?
c) Bagaimana pengaruh perkembangan
fisik terhadap tingkah anak, remaja dan dewasa?
d) Mengapa dan bagaimana
perkembangan fisik pada peserta didik berpengaruh kepada penyelenggaraan
pendidikan?
3. Tujuan Pembahasan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan:
a)
Mengetahui pengertian perkembangan fisik.
b)
Mengetahui karakteristik perkembangan fisik pada anak,
remaja dan dewasa.
c)
Mengetahui pengaruh perkembangan fisik terhadap
tingkah laku seseorang.
d)
Mengetahui implikasi perkembangan fisik terhadap
penyelenggaraan pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
Sebagai manusia yang memilki potensi kodrati, peserta
didik memungkinkan untuk bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok makhluk yang
sempurna (a fully functioning person).
Istilah pertumbuhan pada diri peserta didik lebih diartikan sebagai
bertambahnya tinggi badan, berat badan, semakin efektifnya fungsi-fungsi otot
tubuh dan organ fisik, organ panca indra, kekekaran tubuh, dan lain-lain yang
menyangkut kemajuan aspek fisik. Istilah perkembangan diartikan sebagai semakin
optimalnya kemajuan aspek psikis peserta didik seperti kemampuan cipta, rasa,
karsa, karya, pematangan pribadi, pengendalian emosi, kepekaan spritualitas,
keimanan, dan ketaqwaan. Menurut Hurlock (1992) perkembangan adalah serangkaian
perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman.
B. Perkembangan Fisik Peserta Didik
Menurut Seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik meliputi
perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, sistem saraf,
organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dan lain-lain), dan
perubahan-perubahan dalam cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti
perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan
dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan
sebagainya).
Teori perkembangan fisik di
kemukakan oleh Gasell dan Ames (1940) Sella Illingsworth (1983) perkembangan
fisik mencakup berat badan, tinggi badan, termasuk perkembangan motorik. Dalam
pendidikan pengembangan anak mencakup: kekuatan, ketahanan, kecepatan, dan
keseimbangan.
Perkembangan peserta didik pada
anak usia dini mengikuti delapan pola umum sebagai berikut:
a.
Contynuity (keberlanjutan), yakni
perkembangan dari yang sederhana ke arah yang kompleks sejalan dengan
bertambahnya usia anak.
b.
Uniform squence (kesamaan tahapan), yakni
perkembangan yang memiliki tahapan sama untuk semua anak, meskipun kecepatan
anak untuk mencapai tahapan berbeda.
c.
Maturity (kematangan), yakni suatu
perkembangan yang ada peserta didik yang di pengaruhi oleh perkembangan sel
syaraf.
d.
From general to specific process (proses dari umum ke khusus),
yakni suatu perkembangan yang di mualai dari gerak yang bersifat umum kepada
gerak yang bersifat khusus.
e.
Dari gerak reflek bawaan ke arah terkoordinasi, yakni
suatu perkembangan yang dimiliki peserta didik yang dimulai dari gerak reflek bawaan
semenjak lahir ke aneka gerak yang terkoordinasi dan bertujuan.
f.
Chepalo caudal direction yakni suatu perkembangan yang di
tandai dengan bagian yang mendekati kepala berkembang lebih cepat dari bagian
yang mendekati ekor.
g.
Proximo distal, yaitu perkembangan yang di
tandai dengan bagian yang mendekati bagian sumbu tubuh berkembang terlebih
dahulu di banding yang lebih jauh.
h.
From bilateral to crosslateral
coordinate, yakni perkembangan yang di mulai dri koordinasi yang sama berkembang
terlebih dahulu sebelum bisa melakukan koordinasi dengan orang bersilang.
Menurut Muss yang dikutip oleh Sarlito Wirawan (Sarlito, 1991: 51), urutan
perubahan-perubahan fisik adalah:
1)
Pada anak perempuan:
a)
Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, dan
anggota-anggota badan menjadi panjang).
b)
Pertumbuhan payudara.
c)
Tumbuh bulu halus berwarna gelap di kemaluan.
d)
Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum
setiap tahunnya.
e)
Bulu kemaluan menjadi keriting.
f)
Menstruasi atau haid.
g)
Tumbuh bulu-bulu ketiak.
2)
Pada anak laki-laki:
a) Pertumbuhan
tulang-tulang.
b) Testis
(buah pelir) membesar.
c) Tumbuh
bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap.
d) Awal
perubahan suara.
e) Ejakulasi.
f) Bulu
kemaluan menjadi keriting.
g) Pertumbuhan
tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya.
h) Tumbuh
rambut-rambut halus di wajah.
i) Tumbuh
bulu ketiak.
j) Akhir
perubahan suara.
k) Rambut-rambut
diwajah bertambah tebal dan gelap.
l) Tumbuh
bulu di dada.
Bagi anak-anak usia sekolah dan remaja, pertumbuhan dan perkembangan fisik
yang optimal adalah sangat penting, sebab pertumbuhan/ perkembangan fisik anak
secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi perilakunya sehari-hari.
Secara langsung, pertumbuhan fisik akan menentukan keterampilan anak dalam
bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan/ perkembangan fisik akan
mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan orang lain.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Perkembangan Fisik Peserta Didik
Dilihat dari segi pertumbuhan dan perkembangan fisik, pada usia sekolah
dasar merupakan periode pertumbuhan fisik yang lambat dan relatif seragam
sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas, kira-kira dua tahun
menjelang anak menjadi matang secara seksual pada saat mana pertumbuhan
berkembang pesat. Masa ini sering juga disebut sebagai “periode tenang” sebelum
pertumbuhan yang cepat menjelang masa remaja. Hal ini tidak berarti bahwa pada
masa ini tidak terjadi proses pertumbuhan fisik yang berarti.
1.
Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak-kanak
(0-5 tahun)
Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai mampu
melakukan bermacam macam gerakan dasar yang semakin baik, yaitu gerakan gerakan
berjalan, berlari, melompat, meloncat, berjingkrak, melempar, menangkap, yang
berhubungan dengan kekuatan yang lebih basar sebagai akibat pertumbuhan
jaringan otot lebih besar. Selain itu, perkembangan juga ditandai dengan
pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional. Perkembagan fisik pada
masa anak juga ditandai dengan koordinasi gerak dan keseimbangan berkembang
dengan baik.
2.
Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak (5-11):
Perkembangan waktu reaksi lebih lambat dibanding masa kanak-kanak,
koordinasi mata berkembang dengan baik, masih belum mengembangkan otot otot
kecil, kesehatan umum relative tidak stabil dan mudah sakit, rentan dan daya
tahan kurang.
a.
Usia 8-9 tahun
Terjadi perbaikan koordinasi tubuh, ketahanan tubuh bertambah, anak laki
laki cenderung aktifitas yang ada kontak fisik seperti berkelahi dan bergulat,
koordinasi mata dan tangan lebih baik, sistem peredaran darah masih belum kuat,
koordinasi otot dan syaraf masih kurang baik. Dalam segi psikologi anak wanita
lebih maju satu tahun dari lelaki.
b.
Usia 10-11 tahun
Kekuatan anak laki laki lebih kuat dari wanita, kenaikan tekanan darah dan
metabolism yang tajam. Wanita mulai mengalami kematangan seksual (12 tahun).
Lelaki hanya 5% yang mencapai kematangan seksual.
3.
Karakteristik perkembangan fisik pada masa remaja
Perkembangan fisik yang paling menonjol yaitu perkembangan kekuatan,
ketahanan, dan organ seksual pada masa remaja. Karakteristik perkembangan fisik
pada masa remaja ditandai dengan pertumbuhan berat dan tinggi badan yang cepat,
pertumbuhan tanda-tanda seksual primer (kelenjar-kelenjar dan alat-alat
kelamin) maupun tanda-tanda seksual sekunder (tumbuh payudara, haid, kumis, dan
mimpi basah, dan lain sebagainya), timbulnya hasrat seksual yang tinggi (masa
puberitas).
4.
Karakteristik perkembangan fisik pada masa dewasa
Kemampuan fisik pada masa dewasa pada setiap individu menjasdi sangat
bervariasi seiring dengan pertumbuhan fisik. Laki-laki cenderung lebih baik
kemampuan fisiknya dan gerakannya lebih terampil. Pertumbuhan ukuran tubuh yang
proposianal memberikan kemampuan fisik yang kuat. Pada masa dewasa pertumbuhan
mecapai titik maksimal. Pertumbuhan fisik mulai terhenti sehingga hasil dari
pertumbuhan ini menentukan kemampuan fisik pada masa ini.
B.
Kondisi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik
Remaja
Pertumbuhan
fisik erat hubungannya
dengan kondisi remaja.
Kondisi yang baik berdampak baik
pada pertumbuhan fisik
remaja, demikian pula sebaliknya. Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi sebagai
berikut:
1. Pengaruh Keluarga
Pengaruh
keluarga meliputi faktor
keturunan sifat jasmaniah dari
orang tuanya. Faktor
keturunan menyebabkan seorang
anak dapat lebih
tinggi atau panjang
dari anak lainnya, jika
ayah dan ibunya
atau kakeknya tinggi dan panjang.
2. Pengaruh Gizi
Anak yang mendapatkan gizi cukup
biasanya akan lebih
tinggi tubuhnya dan sedikit lebih
cepat mencapai taraf
dewasa dibadingkan dengan mereka yang
tidak mendapatkan gizi
cukup. Lingkungan juga
dapat memberikan pengaruh
pada remaja sedemikian rupa
sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa
remaja.
3. Kematangan
Pertumbuhan
fisik seolah-olah seperti sudah direncanakan oleh faktor
kematangan. Meskipun anak itu
diberi makanan yang bergizi,
tetapi kalau saat kematangan belum sampai, pertumbuhan itu tetap
seperti tertangguhkan.
4. Gangguan Emosional
Anak yang sering
mengalami gangguan emosional
akan menyebabkan
terbentuknya steroid adrenal
yang berlebihan dan
ini akan membawa
akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar
pituitari (otak). Bila terjadi
hal demikian pertumbuhan
awal remajanya terhambat
dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
5. Jenis Kelamin
Anak laki cenderung
lebih tinggi dan
lebih berat dari pada
anak perempuan, kecuali pada
usia 12-15 tahun. Anak
perempuan biasanya akan sedikit
lebih tinggi dan lebih
berat dari pada laki-laki-laki.
Hal ini terjadi
karena bentuk tulang dan
otot pada anak
laki-laki berbeda dengan
perempuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya
dari pada laki-laki.
6. Status Sosial
Ekonomi
Umumnya anak yang
berasal dari keluarga
dengan status sosial ekonomi
rendah, cenderung lebih
kecil dari pada
anak yang berasal dari keluarga
dengan tingkat ekonomi tinggi.
Fakta:
Status gizi anak berdasarkan indikator TB/U
menggambarkan status gizi yang bersifat kronis, merupakan akibat keadaan kurang
gizi dalam waktu yang panjang. Indikator
TB/U dinyatakan dalam tinggi badan normal, pendek dan sangat pendek. Anak yang
termasuk katagori sangat pendek (stunting) pada tahun 2010 sebanyak 18,5% dan
yang pendek 17,1%, bila keduanya digabungkan dan menjadi angka 35,6%, mayoritas berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah
kebawah (Kemenkes RI, 2010).
7. Kesehatan
Kesehatan amat
berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik peserta didik. Peserta
didik yang sehat dan jarang
sakit, biasanya memiliki tubuh
besar dibanding yang
sering sakit.
8. Stimulasi
lingkungan
lndividu yang tubuhnya
sering dilatih untuk
meningkatkan percepatan
pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak
pernah mendapat latihan.
C.
Pengaruh Perkembangan Fisik Peserta Didik dalam
Pendidikan
Perkembangan fisik peserta didik
akan memengaruhi proses belajar peserta didik. Peserta didik melakukan berbagai
aktivitas fisik sebagai pengalaman belajar. Kondisi panca indra, normalitas
anggota tubuh, asupan gizi dan keadaan kesehatan secara menyeluruh mempengaruhi
proses belajar.
Penglihatan dan pendengaran sangat diperlukan
dalam belajar. Gangguan pada fungsi panca indra menyebabkan perhatian individu
tidak optimal dalam belajar. perubahan bentuk dan berat badan, suara yang
membesar, gerakan fisik yang semakin lamban, mudah mengantuk, perasaan tidak
nyaman ketika mengalami haid, semua ini memberi pengaruh terhadap suasana
belajar peserta didik. Demikian halnya dengan perkembangan fisik yang terlalu cepat atau terlambat dari
ukuran peserta didik seusianya akan dapat mempengaruhi perilaku peserta didik
di antara sebayanya. Pendidik perlu menyadari bahwa perkembangan fisik yang dialami peserta didik
dalam proses perkembangannya mempengaruhi proses belajar peserta didik. Oleh karena
itu, pendidik perlu memberi informasi kepada peserta didik tentang hal ini
sehingga mereka dapat memahaminya secara benar dan siap secara mental
menghadapinya
D. Pentingnya Mempelajari Perkembangan Fisik Peserta Didik bagi Pendidik
Bagi pendidik, manfaat yang dapat
diambil dari mempelajari perkembangan fisik peserta didik, antara lain:
1.
Pendidik dapat memahami ciri khas perkembangan fisik dari peserta didik.
2.
Pendidi dapat mengerti tahap-tahap perkembangan dari peserta didik.
3.
Pendidik dapat memahami perilaku peserta didiknya akibat dari perkembangan
fisik peserta didik.
4.
Pendidik dapat menentukan metode belajar dengan menyesuaikan perkembangan
fisik peserta didik.
E. Kegiatan yang dapat Membantu Pengembangan Fisik Peserta Didik
1.
Olahraga
2.
Pramuka
3.
Permainan/ “Outbound”
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan peserta
didik dipengaruhi oleh kondisi-kondisi seperti pengaruh keluarga, pengaruh
gizi, kematangan, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi,
keshatan,dan stimulasi lingkungan.
Perkembangan fisik
peserta didik akan mempengaruhi proses belajar peserta didik, sehingga sangat
penting bagi pendidik untuk memahami karakteristik perkembangan fisik peserta
didiknya.
B. Saran
Bagi pendidik perlu
memahami perkembangan fisik peserta didik guna memfasilitasi peserta didik agar
dapat berkembang secara optimal.
Semoga makalah ini
dapat dijadikan salah satu referensi dalam pembelajaran Perkembangan Fisik
Peserta Didik.
DAFTAR PUSTAKA
Jafarr, Nurhaedar. (2005). Pertumbuhan Remaja. Makasar:
Universitas Hasanuddin.
Kuntjojo. (2010). Materi Kuliah Perkembangan Peserta Didik. Kediri:
Universitas Nusantara Kediri.
Kemenkes RI. (2010) Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak DirektoratBinaGiziNomor
1995/MENKES/SK/XII/2010.
LT Bangsawan. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: CV. Citra Praya.
Maryati.
(2012). Materi Kuliah Perkembangan
Peserta Didik. Bima: STKIP Bima.
Siswoyo, Dwi. (2013). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Uny
Press.
No comments:
Post a Comment